Sistem Kekerabatan Bahasa-Bahasa Melayu Di Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau (Kajian Leksikografi Dialektologi)
DOI:
https://doi.org/10.57113/jtf.v2i1.270Keywords:
Sistem kekerabatan, bahasa melayu, Kabupaten LinggaAbstract
Bahasa Daik memiliki peranan yang besar dalam hal sebaran dan kekerabatan dengan bahasa Melayu lainnya di Kepulauan Riau. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatf. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik penghitungan dialektometri dan teknik penghitungan leksikostatistik. Teknik penghitungan dialektometri digunakan dalam penentuan status bahasa, dialek, dan subdialek, sedangkan metode penghitungan leksikostatistik digunakan dalam penentuan kekerabatannya. Hasil peneltian berdasarkan perhitungan dialektometri bahwa daerah yang memiliki perbedaan isolek adalah daerah Senayang dan Kelumu. Senayang memiliki perbedaan wicara dengan Panggak Darat: 21.62%, sedangkan Kelumu memiliki perbedaan subdialek pada semua daerah DP yang diperbandingkan dengan persentase di atas 44%. Berdasarkan penghitungan leksikostatistik, status kekerabatan bahasa Melayu Lingga terbagi atas: Keluarga (Family), Rumpun (Stock), dan Mesofilum. Berdasarkan penghitungan Leksikostatistik bahwa bahasa Melayu Lingga di daerah daratan memiliki hubungan kekerabatan bahasa yang lebih dekat dengan daerah pesisir, tetapi lebih jauh dengan daerah Kelumu dengan perbandingan di atas 35%. Dengan demikian, bahasa Melayu Lingga dapat dikelompokkan ke dalam 2 kelompok bahasa yaitu; Melayu Darat Pesisir (MDP) dan Melayu Suku Laut (MSL)